Sebuah perjalanan hidup seorang Nurlina Yunita Makatita yang bukan siapa-siapa dan nantinya Insya Allah akan menjadi siapa-siapa... Traveling, kisah cinta, lika liku kehidupan, persahabatan yang mungkin bisa menginspirasi dan memberi manfaat untuk anda semua...
Jumat, 19 Desember 2014
Selamat Ulang Tahun Papaek
Ayah setiap tetesan keringatmu adalah pelajaran untukku.
Sejak dulu semenjak aku lahir di dunia, ia sudah tahu apa arti kerja keras.
Aku pernah mengecewakannya, mungkin bukan sekali tapi berkali-kali. Tetapi ia tidak menunjukkan kemarahannya.
Terkadang aku merasa sangat bersalah jika selama ini aku belum bisa membahagiakan dan membuatnya bangga.
Tapi ia selalu percaya padaku, selalu memberikan semua keputusan padaku karena ia tak pernah memaksaku untuk melakukan sesuatu hingga detik ini.
Selalu ada pelajaran dari setiap tetesan keringatnya. Ada kasih sayang, cinta, dan perjuangan dalam setiap peluh keringatnya.
Ia selalu memastikan semua keluarga bisa tinggal di rumah yang nyaman. Ia tak pernah lelah untuk melakukan yang terbaik untuk anak dan istrinya.
Mungkin ia tak pernah menceramahiku tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup, tapi caranya berjuang untuk keluarga sudah cukup memberitahuku apa arti kerja keras dan bagaimana menjadi orang yang bermanfaat dalam hidup.
Selamat ulang tahun Papaek. Semoga Uni bisa menjadi anak yang selalu Papaek banggakan. Sehat selalu Papaek. We Love you :*
Senin, 08 Desember 2014
8 Desember 2014
Hari ini air mata itu kembali jatuh. Air mata duka, air
mata penyesalan, air mata pengharapan, dan air mata yang tidak seharusnya datang
kembali.
Pengorbanan yang selama ini telah dilakukan hancur dalam
beberapa detik, rasa itu kembali lagi. Rasa yang seharusnya pergi sejak 3 tahun
lalu. Entah mengapa susah untuk melupakan sosok dirinya. Kabar darinya seakan bom
waktu yang tiba-tiba meledak.
Sulit bagi saya mengutarakan perasaan ini, sulit bagi
saya mengatakan padanya apa yang saya inginkan dari sikap saya yang seperti
ini. Mungkin ini cara yang salah dan kekanak-kanakan. Tapi Cuma ini yang bisa saya
lakukan daripada tetap menjalin hubungan tetapi hati ini selalu merasa
dipermainkan.
Beberapa bulan belakangan ini saya merasakan perubahan
yang signifikan. Mendengar namanya hati saya biasa saja. Melihat Timeline
sosmed darinya saya biasa saja. Saya tahu bahwa dengan sikap saya yang seperti
ini sayalah yang memutuskan tali silahturahmi diantara kami, tetapi hanya
dengan cara ini saya bisa berhenti menangis, menangisi seseorang yang tidak
akan pernah membalas perasaan saya, seseorang yang tidak akan pernah menjadi
milik saya, seseorang yang mustahil datang memeluk saya dengan sejuta kasih sayang.
Mungkin saya terlalu jauh berharap dan harapan ini terlalu liar untuk
direalisasikan tetapi dengan harapan ini saya bisa terus hidup tanpa seseorang
yang mendampingi. Saya sudah sering mencoba memulai hubungan yang baru dengan
seseorang, akan tetapi sulit bertahan dengan perasaan yang masih melekat di
hati ini.
Entah sampai kapan hal ini terus menerus menyiksa hidup
saya. Saya ingin pergi jauh darinya, tanpa beban dan tanpa penyesalan.
“ Mungkin sekarang kamu sedang membaca tulisan ini, saya
mohon pergi dari kehidupan saya. Kamu tidak akan pernah mengerti apa yang saya
rasakan. Tolong maafkan saya ”
H
Langganan:
Postingan (Atom)