Seorang
pemuja rahasia adalah seorang stalker
yang andal, hanya bisa disaingi oleh cewek yang cemburu sama mantan pacar
cowoknya. Rasanya gak betah kalau gak denger kabar dari doi. Meski kadang dapet
fakta yang nyeremin dan bikin galau, seorang secret admirer gak pernah
kapok. Hari-hari gue sebagai secret
admirer begitu rentan, begitu
terpengaruh sama doi yang sedang gue puja. Sedikit aja ada hal nyenengin,
rasanya mau terbang ke langit. Tapi sebaliknya, sedikit aja ada fakta yang gak
ngenakin, rasanya kayak jatoh dari langit dan mendarat dengan muka duluan.
Semua
kehidupan sebagai secret admirer gue jalani dengan ikhlas, sebagaimana gue
ikhlas [walaupun kepaksa] ngeliat cowok yang gue puja jalan sama cewek lain.
Gak jarang kegigihan gue mengejar cowok yang gue suka. Gue rela menyingkirkan
hal-hal lain yang gak kalah penting, seperti temen-temen gue, hobi nulis gue,
tugas-tugas sekolah gue, juga nilai Raport Semester yang udah meronta-ronta
pengen dinaikin.
Kadang
gue ngerasa dilema. Namun di sisi lain, rasa cinta gue yang sendirian ini
terlalu egois, menyedot semua energi, memfokuskan diri ke satu orang. Mungkin
energi cinta sendiri suka sama ketidakpastian. Sama seperti yang diberikan si
Doi.
Dan
gue baru sadar, rasa penasaran itu candu…
Pengalaman
percintaan absurd yang pernah gue alami itu sampe sekarang gak
pernah bisa gue mengerti. Dari titik itu, gue memutuskan untuk menjadi seorang secret admirer. Gue cukup menikmati rasa
suka dan penasaran sendirian. Menurut gue, dengan memendam rasa yang gue punya,
akan menjauhkan gue dari sakit hati.
Lalu mulai hari itu, gue memutuskan
untuk menjalani hari sebagai secret
admirer, sambil berharap gak ada bagian dari diri gue yang patah lagi
[yah.. Hati gue -_-] …
Mencintai tak harus memiliki…
Tadinya gue kira ungkapan itu Cuma
ada di sinetron. Kadang gue bingung sendiri, gimana bisa orang mencintai
seseorang, lalu gak dapat balasan tapi tetap happy-happy aja.
Bisa
dibilang kedekatan gue sama doi terjadi secara begitu saja. Tiap hari ada aja
yang kami obrolin. Doi cerita banyak tentang apa pun. Ketika doi punya
unek-unek atau keluh kesah di sekolah atau keluarganya, dia selalu cerita ke
gue. Selain itu, doi juga memberikan perhatian-perhatian kecil buat gue,
seperti ngingetin makan, shalat atau pekerjaan rumah. Gue pun melakukan hal
yang sama. Lama-kelamaan gue jadi suka sama doi dan gue pun yakin kalo doi
punya perasaan yang sama. Karena menurut gue [waktu itu], apa lagi alasan
seseorang mau curhat segala macam sama orang lain apalagi lawan jenisnya kalau
bukan karena suka ?
Gue
udah pernah merasakan berada di area Friendzone.
Friendzone adalah keadaan ketika kita dekat
sama orang, kemudian merasa kedekatan itu sebagai sesuatu yang berharga dan
penuh harapan, tapi di sisi lain orang yang lagi dekat sama kita Cuma
menganggap itu pertemanan.
Bahkan lebih parahnya, kalo kasus
gue dilihat pas zaman sekarang, itu bisa dinamain Twitterzone. Seperti Twitter gue dicurhatin terus setiap hari, tapi
gak dijadiin pacar. Akhirnya gue bisa memahami siapa pun orang yang dulu
menciptakan ungkapan “Mencintai tak harus memiliki”. Meski gue gak tau namanya, yang pasti orang
itu adalah orang yang cintanya gak
berbalas. Karena gak ada orang yang cintanya berbalas kemudian bisa menemukan
ungkapan sejenis “mencintai tak harus memiliki” .
Friendzone
berawal dari perhatian-perhatian yang disalahartikan, lalu setelah istilah itu,
timbul istilah-istilah baru. Karena dalam friendzone ada pihak yang ngasih harapan
dan ada pihak yang ngarep. Pihak yang ngarep sering menyebut pihak yang ngasih
harapan dengan sebutan PHP [Pemberi Harapan Palsu]. Padahal dalam kasus ini,
bisa aja emang pihak ngarep yang memang kegeeran. Udah ngarep, kegeeran pula.
Kasian...
Gue
belajar dari kasus gue sama doi. Ketika kita merasa ada yang terlalu memberi
harapan dan seolah PHP, introspeksilah, jangan-jangan kita sendiri yang
menyalahartikan perhatian [sebatas teman]
yang dia berikan. Akhirnya gue berhasil menemukan lanjutan ungkapan di
awal tadi.
Mencintai tak harus memiliki…jika
kamu tak punya daya untuk memilikinya.
To be
Continue ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar